• Waktu Tak Pernah Kembali

    Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang [Hr. Bukhori No.5933]

  • Usahakan Waktu Kita Selalu Istiqomah Dijalan Alloh

    Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tempat cemeti di surga itu lebih baik dari dunia dan seisinya, sungguh berpagi-pagi atau sore hari di jalan Allah itu lebih baik daripada dunia seisinya." [Hr. Bukhori No.5936]

  • Kau Isi Apa Waktumu?

    Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membuat suatu garis lalu beliau bersabda: "Ini adalah cita-citanya, dan ini adalah ajalnya, ketika seseorang seperti itu (dalam cita-citanya), maka datanglah garis yang lebih dekat (yaitu ajalnya)." [Hr.Bukhori No.5939]

Minggu, 17 Juli 2011

Wasiat orang yang shaleh

it's an information blog
Penulisnya adalah: Muhammad Yusuf Abu Iram Pada Pukul 09.02 Belum terdeteksi adanya komentar nih

Tatkala seorang muslim menghadapi  fitnah dan  mendapatkan  cobaan dari Rabb-nya  yang sedang  mengujinya, maka termasuk yang dapat mendatangkan keteguhan adalah orang shalih yang memberikan nasihat dan mendatangkan keteguhan. Allah jadikan ucapan-ucapannya bermanfaat menguatkan setiap  langkah, mendatangkan  ingatan kepada Allah, perjumpaan dengan-Nya, syurga-Nya dan  neraka-Nya.

Berikut ini kisah Imam Ahmad rahimahullah yang menghadapi fitnah dan kemudian lulus bagaikan emas murni.
Dalam keadaan terbelenggu rantai, Imam Ahmad dibawa menghadap Al  Ma'mun sementara hukuman berat telah mengancam dirinya sebelum dia sampai ke tempatnya, sehingga  pembantunya berkata: "Aku sungguh khawatir ya Abu Abdillah (Imam Ahmad), sebab Al Ma'mun telah menghunuskan pedangnya yang selama ini belum pernah dia lakukan, dan atas kekerabatannya dengan  Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dia  telah  bersumpah, jika engkau tidak menuruti kehendaknya untuk menyatakan  bahwa Al Quran adalah makhluk niscaya  dia akan   membunuhmu dengan pedang  tersebut " [Al Bidayah Wan Nihayah 1/332 ]
Pada saat tersebut ada orang-orang yang memiliki bashiroh (pandangan), mengambil  kesempatan untuk  memnberikan dorongan kepada imam mereka agar tetap  teguh. Dalam Siyar 'A'lam An Nubala karangan Imam Azh Zhahabi (11/238) berkata Abu Ja'far Al Anbari : "Aku diberitahu saat Imam Ahmad dibawa menghadap Al Ma'mun, maka aku segera menyeberangi sungai Eufrat, setelah tiba aku dapati Imam Ahmad ditempatnya, maka aku memberi   salam  kepadanya, lalu dia    berkata: "Wahai Abu  Ja'far, engkau  telah menyusahkan  dirimu", aku menjawab: "Wahai Imam, engkau sekarang ini adalah pemimpin  ummat dan  semua orang mengikutimu, demi Allah jika engkau mengakui akan makhluknya Al Quran niscaya semua orang akan mengatakan hal yang serupa, dan jika engkau tidak mengakuinya maka orang banyakpun   tidak mengakuinya. Sementara  itu jika engkau   tidak mati karena dibunuh mereka toh engkau tetap akan mati, bertakwalah kepada Allah dan jangan turuti kemauan mereka“.
Maka Imam Ahmad menangis seraya berkata: “Masya Allah” kemudian berkata : “Wahai Abu Jafar, ulangilah ..”, maka aku mengulanginya dan dia berkata : “Masya Allah”.
Dalam riwayat lain Imam Ahmad berkata saat menempuh perjalanan untuk menghadap Al-Ma’mun: “Kami sampai di Rahbah, dan setelah itu berangkat saat tengah malam, maka seseorang menghadang kami dan berkata : “Siapakah diantara kalian yang bernama Ahmad bin Hanbal”, maka ada yang menunjuknya “itu dia”, kemudian berkata kepada penuntun unta: ”Perlahanlah” lalu berkata lagi: “Wahai Imam, bukan masalah jika engkau terbunuh, karena engkau akan masuk syurga, Aku titipkan engkau kepada Allah“ kemudian dia berlalu.
Aku bertanya tentang jati dirinya, ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang bangsa Arab dari suku Rabi’ah, bekerja memintal wol di perkampungan badui, namanya: Jabir bin Amir, dikenal sebagai orang baik” [Siyar Alam An-Nubala, 11/241] 
Dalam Al-Bidayah Wan-Nihayah, diriwayatkan bahwa seorang badui berkata kepada Imam Ahmad : “Wahai Imam, engkau adalah utusan ummat, janganlah enkau mengecewakan mereka, engkau juga pemimpin mereka, janganlah engkau memenuhi seruan mereka (orang-orang yang mengatakan Al Quran adalah makhluk), sehingga mereka akan mengikutimu maka engkau akan menanggung dosa-dosa mereka pada hari  kiamat, jika engkau mencintai Allah, bersabarlah atas apa yang engkau derita kini, karena tidak ada penghalang antara engkau dan syurga selain terbunuhnya engkau”
Imam Ahmad berkata: “Ucapannya semakin menguatkan tekadku atas sikap yang aku ambil, yaitu menolak apa yang mereka serukan kepadaku“ [Al-Bidayah Wan-Nihayah 1/332]
Dalam sebuah riwayat Imam Ahmad berkata: “Tidak pernah aku mendengar ucapan yang lebih dalam -sejak aku melalui masalah ini- dari ucapan badui tersebut kepadaku di Rahbah Thauq [Nama sebuah negeri antar Riqqah dan Baghdad di tepian sungai Eufrat, As-Siyar 11/241] yang berkata: “Jika engkau mati, engkau akan mati syahid, dan jika engkau hidup, maka engkau akan hidup dengan mulia.maka hatiku menjadi kuat “ [Siyar Alam An-Nubala 11/241]
Imam Ahmad berkisah tentang rekannya yang masih muda (Muhammad bin Nuh) yang tetap tabah bersamanya menghadapi cobaan :
“Tidak pernah aku melihat seseorang dengan usianya yang masih muda dan keterbatasan ilmunya yang lebih lurus daripada Muhammad bin Nuh, aku berharap dia mendapatkan Husnul Khotimah”, dia berkata kepadaku suatu saat  “Wahai Abu Abdillah, camkanlah, sesungguhnya engkau bukanlah sepertiku; engkau adalah orang yang menjadi panutan, orang sedang menjulurkan lehernya kepadamu menanti apa yang akan engkau ucapkan, bertakwalah kepada Allah, dan teguhlah dijalan Allah“
Maka tatkala dia meninggal aku menyolatinya dan menguburkannya [Siyar A’lam An-Nubala 11/242]
Bahkan penghuni penjara yang ikut shalat bersama Imam Ahmad dalam keadaan  terbelenggu juga ikut andil memberikan semangat kepadanya agar tetap teguh .
Suatu saat Imam Ahmad berkata dalam penjara: “Aku tidak perduli dengan penjara , bagiku penjara dan rumah sama saja, begitu juga dengan pedang yang akan membunuhku, akan tetapi yang aku takutkan adalah cambukan“
Ucapannya tersebut didengar oleh sebagian penghuni penjara, maka ada berkata: “ Tidak usah khawatir wahai Abu Abdillah, paling hanya dua kali cambukan, selebihnya engkau tidak akan tahu dibagian mana engkau akan dipukul “, seakan-akan dia ingin menghiburnya. [Siyar A’lam An-Nubala 11/240]
Oleh karena  itu wahai saudara yang budiman berusahalah untuk selalu mendapatkan wasiat dari orang-orang yang shaleh, dan camkanlah jika anda mendapatkannya.
          Mintalah nasihatnya sebelum melakukan safar (perjalanan jauh) jika anda khawatir terhadap apa yang menimpa anda.
  Mintalah nasihatnya saat menghadapi ujian, atau sebelum mendapatkan cobaan yang diperkirakan akan menimpanya.
   Mintalah nasihatnya jika mendapatkan sebuah kedudukan atau mendapatkan harta warisan yang banyak. Dan teguhkanlah dirimu serta orang selainmu, dan Allah adalah pelindung orang-orang mu’min.



Free Template Blogger collection template Distributor jahe Merah Karomah Blog Indahku Goresan Jari Jemariku cafe Gaul Para Salafiyyin

0 comments :

Posting Komentar

Setelah mata lelah membaca, tangan lelah menggerakkan mouse, tapi janganlah lelah untuk berkata menyapa, sapalah kami...terima kasih atas kesediaannya memberi inspirasi, silahkan ketik disini :

Jika anda menghendaki tukaran link / banner/follow silahkan anda simpan linknya di Buku Tamu Kami. Diberdayakan oleh Blogger.